KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah,
segala puji syukur kami hantarkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan yang tak terhingga kepada manusia selaku hamba-Nya.
Dan tak lupa pula, shalawat beriring nada salam mudah-mudahan tercurahkan
kepada baginda kita Nabi Besar Muhammad SAW. Selanjutnya hanya dengan taufik
dan hidayah-Nya, maka saya dapat menyelesaikan makalah mengenai “sistem penanggalan hijriah dan
masehi”.
Terima
kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah kosmografi. kami
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kekurangan yang
perlu disempurnakan. Karenanya saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak agar dapat memperbaiki
segala kekurangan yang ada.
Akhirnya
hanya kepada Allah jualah kita kembali, dengan iring do’a semoga makalah ini
dapat digunakan untk semua pihak dan bermanfaat.
Amiin
Ya Rabbal’alamin.
Banda Aceh, 28 Desember
2012
Penulis,
Taqwim Hidayah
NIM. 1106101040007
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Didalam kehidupan
sehari-hari kita tidak bisa lepas dari sistim penanggalan (kalender) dimana
sistim penanggalan tersebut dikaitkan dengan sistim tata surya bumi.
Sistim tata surya bumi
adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasi matahari. Objek-objek
tersebut adalah delapan buah planet mulai yang terdekat dengan matahari yaitu
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus, dan
satelit yaitu benda langit yang mengelilingi planet-planet tersebut, dan
benda-benda langit lainnya seperti meteor, asteroid, komet dll.
Ada dua macam sistim
penanggalan yaitu sistim penanggalan matahari dan sistim penanggalan bulan.
Sistim penanggalan matahari adalah sistim penanggalan yang berpedoman bahwa
satu hari adalah waktu yang ditempuh oleh bumi untuk berputar satu kali putaran
(rotasi), dan satu tahun adalah waktu yang dibutuhkan bumi untuk mengelilingi
matahari satu kali putaran (revolusi) yaitu 365,2422 hari. Sehinga satu tahun
penanggalan matahari adalah 365 hari (atau 366 hari setiap empat tahun sekali,
disebut tahun kabisat apabila bulan Februari 29 hari) kemudian satu tahun
dibagi menjadi 12 bulan, dimana satu bulan adalah 30 atau 31 hari kecuali bulan
Februari 28 atau 29 hari.
Sistim penanggalan
bulan adalah sistim penanggalan yang berpedoman bahwa satu hari adalah waktu
yang ditempuh oleh bumi untuk berputar satu kali putaran (rotasi), dan satu
bulan adalah waktu yang diperlukan bulan untuk mengelilingi bumi satu putaran
yaitu 29,5306 hari sehingga satu bulan adalah 29 atau 30 hari dan satu tahun
adalah 12 bulan sehingga satu tahun adalah 354 hari (atau 355 hari setiap tiga
tahun sekali, semacam tahun kabisat).
B.
Tujuan
1. Mahasiswa meengetahui
sistem penanggalan Hijriah dan Masehi
2. Mahasiswa
mengetahui bagaimana cara menghitung penanggalan Hijriah dan Masehi
3. Menambah
pengetahuan mengenai sistem penanggalan Hijriah dan Masehi
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Sistem Penanggalan Hijriah (Sistem Penanggalan Bulan)
a. Sejarah Penanggalan Hijriah
Kalender Hijriyah atau Kalender Islam (bahasa Arab: التقويم الهجري; at-taqwim al-hijri), adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam,
termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau
hari-hari penting lainnya. Kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena
pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah-nya
Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M. Di beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Islam,
Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari.
Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan
kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran Matahari.
Sistem kalender Hijriyah adalah
salah satu system penanggalan yang disusun berdasarkan peredaran bulan
mengelilingi bumi (qomariyah
/ lunar system). Adapun mengenai sebutan Hijriyah, karena kalender ini dimulai
semenjak hijrah (pindah)nya Rasulullah Saw dari Mekkah ke Yatsrib (Madinah).
Tokoh yang berjasa dalam
penetapan kalender Hijriyah ini adalah khalifah UMar bin Khattabra. Beliau
bersama para sahabat menusun suatu system penganggalan yang diharapkan dapat
menjadi pedoman bagi umat islam sehingga egala sesuatunya menjadi seragam. Menurut cerita dari
Maimun bin mahran ra, pada suaru ari khalifah Umar bin khattab ra. Mendapat
sebuah surat penting dari sahabat yang di dalamnya hanya tercantum bulan
sya’ban. Sehingga beliau menanyakan : “bulan Sya’ban yang mana yang dimaksud ?”
saat itu tak ada satupun yang bisa menjelaskan. Atas dasar hal itulah khalifah
UMar bin Khattab ra. Mengumpulkan sejumlah tokoh untuk merumuskannya.
Penentuan dimulainya sebuah
hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada
sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu
setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai
ketika terbenamnya Matahari di tempat tersebut.Kalender Hijriyah dibangun
berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki
12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari
dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah
yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari
dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.
Faktanya, siklus sinodik bulan
bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada
posisi bulan, bumi dan Matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian
dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh
antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak
terdekatnya dengan Matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang
berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige
(jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari
Matahari (aphelion). Dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan
berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit
tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari).
Penentuan awal bulan (new moon)
ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali
(hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan
terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di
ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari
pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus
bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari.
Semuanya tergantung pada penampakan hilal.
Penentuan
kapan dimulainya tahun 1
Hijriah dilakukan
6 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad. Namun
demikian, sistem yang mendasari Kalender Hijriah telah ada sejak zaman
pra-Islam, dan sistem ini direvisi pada tahun ke-9 periode Madinah.
b. Sistem kalender pra-Islam di Arab
Sebelum datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem
kalender berbasis campuran antara Bulan (komariyah)
maupun Matahari (syamsiyah).
Peredaran bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan
penambahan jumlah hari (interkalasi).
Pada waktu itu, belum dikenal penomoran tahun. Sebuah tahun
dikenal dengan nama peristiwa yang cukup penting pada tahun tersebut. Misalnya,
tahun dimana Muhammad lahir,
dikenal dengan sebutan "Tahun Gajah", karena pada waktu itu, terjadi
penyerbuan Ka'bah di Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah,
Gubernur Yaman (salah satu provinsi Kerajaan Aksum,
kini termasuk wilayah Ethiopia).
c. Revisi penanggalan
Pada era kenabian Muhammad, sistem penanggalan pra-Islam
digunakan. Pada tahun ke-9 setelah Hijrah,
turun ayat 36-37 Surat At-Taubah, yang melarang menambahkan hari
(interkalasi) pada sistem penanggalan.
d. Penentuan Tahun 1 Kalender
Islam
Setelah wafatnya Nabi Muhammad, diusulkan kapan
dimulainya Tahun 1 Kalender Islam. Ada yang mengusulkan adalah tahun kelahiran
Muhammad sebagai awal patokan penanggalan Islam. Ada yang mengusulkan pula awal
patokan penanggalan Islam adalah tahun wafatnya Nabi Muhammad.
Akhirnya, pada tahun 638 M (17 H), khalifah Umar bin Khatab menetapkan
awal patokan penanggalan Islam adalah tahun dimana hijrahnya Nabi Muhammad dari
Mekkah ke Madinah. Penentuan awal patokan ini dilakukan setelah menghilangkan
seluruh bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun. Tanggal 1
Muharam Tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622,
dan tanggal ini bukan berarti tanggal hijrahnya Nabi Muhammad.
Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad terjadi bulan September 622. Dokumen tertua
yang menggunakan sistem Kalender Hijriah adalah papirus di Mesir pada tahun 22 H.
e. Bulan dalam sistem penanggalan hijriah
Berikut adalah sejarah
(asal-usul) pemberian nama-namabulan Hijriyah :
1.
Muharam
artinya yang diharamkan yaitu bulan yang padanya diharmkan berperang (
menumpahkan darah ) yang terus berlaku sampai awal dating nya Islam
2.
Safar,
artinya kosong / kuning karena pada bulan itu orang-orang masa lampau biasa
meninggalkan rumah mereka untuk berperang, berdagang ,berburu, dan sebagainya,sehingga
rumah-rumah mereka kosong.
3.
Rabiul
awal, artinya menetap yang pertama, karena para lelaki arab masa lampau pada
bulan itu yang tadinyameninggalkan rumah mereka kenbali pulang dan menetap.
4.
Rabiul
akhir, artinya menetap yang terakhir, yaitu menetAap dirumah terakhir kalinya.
5.
Jumadil
awal, artinya kering/beku/padat yang pertama, pada waktu itu air menjadi beku /
padat.
6.
Jumadil
akhir, artinya kering/beku/padat yang terakhir, karena mereka mengami
kekeringanyang terakhir kalinya.
7.
Rajab,
artinya muia, karena bangsa Arab tempo dulu memuliakannya terutama tanggal 10(
untuk berkurban anak unta ),tanggal 1 ( untuk membuka pintu ka’bah
terus-menerus ).
8.
Syaban,
artinya berpencar, karena orang-orang Arab dahulu berpebcar keman saja mencari
air dan penghidupan.
9.
Ramadhan
, artinya panas terik/ terbakar, karena pada bulan ini jazirah Arab sangat
paanas sehingga terik matahari dapat membakar kulit artinya pembakaran bagi
dosa-dosa sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw.
10.
Syawal,
artinya naik, karena pada bulan itu bila orang Arab hendak menaiki unta dengan
memuku lekornya maka ekornya itu naik,syawal dapat pula berarti bulan
peningkatan, amal bagi amal tambahan.
11.
Dzulqaidah
,artinya si empunya duduk, karena kaum lelaki Arab dulu, pada bulan ini hanya
duduk saja di rumah tidak bepergian kemanapun.
12.
Dzulhijjah
,artinya si empunya haji, karena pada bulan ini sejak zaman Nabi Ibrahim as.
Orang-orang biasa melakukan ibadah Haji atau ziarah ke Baitullah, Makkah.
13.
Menurut
system lunar, hari hari keagamaan atau hari-hari islam biasa dihitung sejak
terbenamnya matahari (waktu maghrib) sebelum hari itu. Jadi, mendahului
hari-hari Masehi yang baru berganti mulai pukul 00.00 tengah malam.
f. Hari dan peristiwa bersejarah sistem penanggalan hijriah
Sebagaimana
nama-nama hari dalam kalender masehi, dalam kalender hijriyah juga ada tujuh
hari. Berikut kami paparkan nama- nama hari dalam kalender hijriyah:
1.
Ahad
(satu) atau Minggu atau awai menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
·
Allah
menciptakan alam semesta.
·
Allah
menciptakan bintang-bintang.
·
Allah
menciptakan api neraka.
·
Allah
menciptakan bumi yang ke tujuh.
·
Allah
menciptakan samudra dan lautan yang ketujuh.
·
Allah
menciptakan anggota badan manusia yang ke tujuh.
·
Allah
menciptakan hari yang ke tujuh.
2.
Itsnain
(dua) atau Senin, atau Ahwanu menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
·
Nabi
Idris as. dinaikkan Allah ke langit.
·
Nabi
Musa as. mengunjungi bukit Tursina.
·
Bukti
ke-Esa-an Allah diturunkanlah surat Al Ikhlas: Qul huwallahu ahad.
·
Nabi
Muhammad saw. dilahirkan.
·
Wahyu
pertama disampaikan Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
·
Nabi
Muhammad Rosulullah saw. wafat.
3.
Tsulatsa
(tiga) atau Selasa, atau Jabbar menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
·
Nabi
Yahya as. terbunuh.
·
Nabi
Zakaria as. tewas terbunuh.
·
Tukang-tukang
sihir Fir’aun terbunuh.
·
Asiah,
isteri Fir’aun terbunuh.
·
Lembu
kaum Bani Israil disembelih.
·
Habil
anak Nabi Adam as. terbunuh.
·
Arba’a
(empat) atau Rabu, atau Dabbar menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
·
Qorun
hancur binasa.
·
Fir’aun
dan bala tentaranya tenggelam dalam lautan.
·
Raja
Namrud pada masa Nabi Ibrohim as. ditewaskan nyamuk.
·
Umat
Nabi Saleh as. yang zalim dihancurkan oleh Jibril dengan teriakan keras.
·
Syahdad
bin ’Ad musnah.
4.
Khamis
(lima) atau Kamis, atau Mu ’annas menurut bangsa arab kuno. Pada hari itu:
·
Nabi
Ibrohim as. memasuki kerajaan Mesir.
·
Saudara-saudara
Nabi Yusuf as. menemuinya.
·
Bunyamin
menemui Nabi Yusuf as. di Mesir.
·
Nabi
Ya’qub as. bertemu kembali dengan Nabi Yusuf as.
·
Nabi
Musa as. memasuki Mesir.
·
Rosulullah
saw. memasuki Mekah.
5.
Jumu’ah
(berhimpun) atau jum’at, atau ’Urubah menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
·
Nabi
Adam as. menikah dengan Siti Hawa.
·
Nabi
Yusuf as. menikah dengan Zulaikho.
·
Nabi
Musa as. menikah dengan Siti Shofura anak Nabi Syu’aib as.
·
Nabi
Sulaiman as. bin Dawud as. menikah dengan Siti Balqis, ratu kerajaan Sabak.
·
Rosulullah
saw. menikah dengan Siti Khodijah, dan ’Aisyah.
·
Ali
bin Abi Tholib ra. menikah dengan Fatimah.
6.
Sabtu
(memotong) atau Syair menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
·
Nabi
Nuh as. diolok-olok oleh kaumnya.
·
Nabi
Saleh as. ditipu umatnya.
·
Nabi
Yusuf as. ditipu saudara-saudaranya.
·
Nabi
Musa as. ditindas oleh Fir’aun.
·
Nabi
Isa as. (Yesus Kristus) diperdaya oleh kaum Yahudi.
·
Nabi
Muhammad saw. menjadi topik bahasan kaum kafir Quraisy.
B.
Sistem Penanggalan Masehi (Sistem Penanggalan Matahari)
a. Sejarah Penanggalan Masehi
Kalender Masehi adalah
kalender yang mulai digunakan oleh umat Kristen awal. Mereka berusaha
menetapkan tahun kelahiran Yesus atau Isa sebagai tahun permulaan (tahun 1).
Namun untuk penghitungan tanggal dan bulan mereka mengambil kalender bangsa
Romawi yang disebut kalender Julian (yang tidak akurat) yang telah dipakai
sejak 45 SM, mereka hanya menetapkan tahun 1 untuk permulaan era ini.
Perhitungan tanggal dan bulan pada Kalender Julian lalu disempurnakan lagi pada
tahun pada tahun 1582 menjadi kalender Gregorian. Penanggalan ini kemudian
digunakan secara luas di dunia untuk mempermudah komunikasi.
Kata Masehi (disingkat
M) dan Sebelum Masehi (disingkat SM) berasal dari bahasa Arab (المسيØ), yang
berarti "yang membasuh," "mengusap" atau
"membelai." (lihat pula Al-Masih)
Dalam bahasa Inggris penanggalan ini disebut
"Anno Domini" / AD (dari bahasa Latin yang berarti "Tahun Tuhan
kita") atau Common Era / CE (Era Umum) untuk era Masehi, dan "Before Christ"
/ BC (sebelum [kelahiran] Kristus) atau Before Common Era / BCE (Sebelum Era
Umum).
System kalender Masehi
adalah salah satu system penanggalan yang dibuat berdasarkan pada peredaran
bumi mengelilingi matahari (syamsiah solar system) yang penaggalannya dimulai
semenjak kelahiran Nabi Isa Almasih as. (sehingga disebut Masehi ;Masihi). Nama
lain dari kalender ini adalah kalender Milladiah (kelahiran).
Penanggalan masehi atau
miladi di perkenalkan dan diproklamirkan oleh keraja romawi. Dalam sejarah, kerajaan
romawi didirikan oleh raja romolus pada
tanggal 21 april 753 SM. Kalender pada saat itu
adalah kalender sepuluh bulan dengan 304 hari dalam satu tahun yaitu
mulai bulan maret dan berakhir pada bulan desember ditambah dua bulan tanpa
nama. Secara lengkap urutannya adalah Martinus, kemudian Aprilis, Majus,
Junius, Quintilis, Sextilis, September, October, Nopember, December.Raja
berikutnya, numa pompilius memindahkan dua bulan yang tak bernama itu sebagai
awal bulan yang dan menamakannya sebagai bulan januarius dan pebruarius dalam
satu berjumlah 355 hari.
Kemudian pada
tahun 46 masehi, Kaisar Romawi yang
terkenal Julius Caesar atas nasehat
Sosigenas (Astronom Iskandaria) memperbaiki sistem penanggalan tersebut dengan
berdasar rotasi bumi terhadap Matahari, yaitu jumlah hari rata-rata dalam satu
tahun syamsiyah bukan 355 tetapi sebanyak 365 hari dan 1/4 hari. Dari ¼ hari yang terkumpul setiap tahunnya
kemudian ditambahkan setiap empat tahun sekali ke dalam perhitungan tahun yang
ke empat tersebut, yang dikenal dengan nama tahun Kabisat.. Bulan yang ke lima
(Quintilis) dan ke enam (Sextilis) namanya diubah menjadi Juli dan Agustus yang
jumlah harimya sama yaitu 31 hari. Penanggalan hasil koreksian ini dinamakan
penanggalan Julian dan menjadi dasar kalender Masehi sekarang
Pada tahun 325 M (370
tahun setelah tarikh Julian) diadakan rapat gereja di Nicea untuk mengoreksi
ketetapan tarikh Julian. Satu tahun pada tarikh Julian =365,35 hari padahal
sebenarnya peredaran matahari per tehun adalah 365,2422 hari. Hal ini berarti
ada selisih 0,0078 hari atau 1/128 hari = 11,23 menit dalam satu tahun.
Perbedaan tersebut akan menjadi satu hari dalam 128 tahun. Oleh karena itu,
pada saat diadakan rapat gereja itu peradaban sudah mencapai 3 hari, yakni 370
: 128 x 1 hari=2,8906 hari. Dengan demikian, permulaan musim bunga yang semula
ditetapkan tanggal 24 Maret dimajukan 3 hari menjadi tanggal 21 Maret.
Perubahan dan koreksi
terhadap tarikh Julian kemudian juga dilakukan setelah lama berselang oleh Paus
Gregorius XXI pada tahun 1582 M, atas saran astronom Klavius setelah muncul
keraguan akan saat-saat penentuan wafatnya Isa al-Masih. Maka, pada
tanggal 4 Oktober 1582, ia memerintahkan
agar harinya tidak lagi tanggal 5 Oktober 1582 akan tetapi loncat 10 hari jadi
tanggal 15 Oktober 1582. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi keraguan bahwa
peringatan wafatnya Isa al-Masih dilakukan sesuai dengan keadaan sesungguhnya
yaitu jatuh pada bulan purnama segera setelah matahari melintasi titik Aries.
Selain itu, koreksi
juga dilakukan terhadap ketentuan tahun-tahun abadi yang sebelumnya disamakan
dengan tahun-tahun biasa yaitu tahun 1700, 1800, dan 1900 dst termasuk kabisat
bila habis dibagi 400, maka termasuk tahun basithoh. Untuk itu, dalam
perhitungan tarikh masehi ini akan dikurangi 13 hari dengan perincian 10 + 3 =
13. Angka 10 didapat dari “lompat 10 hari” yaitu 5 Oktober 1582 loncat ke 15
Oktober 1582 dan angka 3 didapat dari tahun-tahun abadi ( tahun 1700, tahun
1800, dan tahun 1900) yang semula dianggap termasuk tahun kabisat karena habis
dibagi 4 oleh Gregorius diubah menjadi tahun basithoh karena tidak habis dibagi
400 bukan 4. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah koreksi Gregorian
Ketentuan tarikh
Gregorian itu selengkapnya adalah
sebagai berikut.
1.
Permulaan
tarikh Gregorian dimulai sejak tahun kelahiran Nabi Isa AS yaitu 1 Januari
tahun 1 jam 00:00 (saat matahari berada pada kulminasi bawah).
2.
Tahun-tahun
yang bukan termasuk tahun abadi baru bisa disebut tahun kabisat bila habis
dibagi 4. Apabila tidak maka disebut tahun basithoh dengan ketentuan satu hari
kelebihan dalam tahun kabisat dimasukkan dalam bulan Februari. Oleh karena itu
jumlah hari dalam bulan Februari terkadang 28 hari bila termasuk tahun basithah
dan 29 hari bila termasuk tahun kabisat.
3.
Jumlah
hari dalam satu tahun untuk tahun kabisat 366 hari dan untuk tahun basithah 365
hari.
4.
Jumlah
hari dalam satu bulan dapat berubah-ubah antara 31 dan 30 hari kecuali bulan
Februari. Bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober dan Desember jumlah
harinya 31 hari, sedangkan untuk bulan April, Juni, September, dan Nopember
berjumlah 30 hari. Oleh karena dalam tarikh Masehi ini ditetapkan ada satu
tahun kabisat dalam setiap empat tahun (daur), maka jumlah hari dalam satu
daurnya adalah 365 hari x 3 ditambah 366 hari= 1461 hari.
b. Perhitungan Tahun Masehi
1)
Tahun Sideris (Tahun Bintang)
Sebagaimana telah
diketahui bahwa tahun Syamsiah/Masehi itu didasarkan pada peredaran semu
matahari pada ekliptiknyasepanjang tahun. Matahari bergeser disepanjang
ekliptika itu di antara bintang-bintang yang bertaburan sepanjang lingkaran
ekliptika matahari itu. Gugusan-gugusan bintang itu dinamai dengan zodiak atau
buruj. Sesuai dengan namanya, maka sebagian dari bintang-bintang itu terdiri
dari nama-nama hewan (zoo=hewan). Ekliptika matahari tersebut dibagi atas 12
zodiak yang besarnya masing-masing zodiak adalah 300 yang ditempuh oleh
matahari dalam waktu sebulan, dengan arah pergeseran pada ekliptika adalah dari
barat ke timur, atau berlawanan dengan putaran semu hariannya, yaitu dari Timur
ke Barat.
Jika salah satu di antara bintang-bintang pada
lingkaran ekliptika ini kita ambil sebagai titik permulaan bergesernya
matahari, maka tatkala matahari itu kembali lagike titik permulaan tadi,
berarti matahari telah menempuh penuh sekali putar pada lingkaran ekliptika
yang besarnya 3.600 bintang, lamanya 365,25636 hari = 365 hari 6 jam 9 menit 9
detik.
2)
Tahun Tropis (Tahun Musim)
Menurut penelitian para ahli
Astronomic telah mengetahui bahwa titik Aries (Titik musim bunga) yaitu salah satu
di antara dua titik perpotongan lingkaran ekliptika dengan equator langit,
melakukan pergeseran pada lingkaran ekliptika dengan yang lamanya 26.000 tahun
skali putar penuh. Jadi satu tahun ditempuh hanya 0’50’’ saja.pergeseran ini
disebut pressessi titik Aries. Sebabnya karena titik Aries itu berputar dengan
arah Timur ke Barat (Positif), sedangkan matahari bergeser dengan arah Barat ke
Timur (Negatif), maka titik Aries pun bergeser seolah-olah menyongsong
kedatangan matahari, maka titik tempat berimpitmya matahari dengan titik Aries
tidak tetap, melainkan bergeser pula sejauh 0’0’50’’ = 0,01396 pada busur
ekliptika tiap tahun dengan arah positif.
Maka waktu yang
berlangsung antara dua kedudukan matahari yang sama dan berturut-turut terhadap
titik Aries adalah:
360 x 365,25636 hari =
365,24220 hari
360 + 0,01396
= 365 hari, 5 jam 48 menit 46
detik.
Jadi perbedaan panjang tahun
dengan tahun tropis = 365,25636 hari – 365,24220 hari = 0,001416 hari = 20
menit 23 detik setiap tahun. Inilah yang yang menjadi kacaunya Yulian 5 Jam 48
menit 46 detik. Jadi perbedaan panjang tahun Syderis dengan tahun tropis =
365,25636 hari – 365,24220 hari = 0,001416 hari = 20 menit 23 detik setiap
tahun. Inilah yang menjadi kacaunya tahun Yulian, yang kemudian diperbaiki oleh
Greogorius XIII setelah 16 abad lamanya.
c. Sistem Perhitungan Penanggalan Masehi
Melakukan perhitungan
untuk menentukan hari dan pasaran untuk tiap-tiap awal bulan masehi.
Perhitungan untuk mencari hari dan pasaran ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara; Antara lain:
1)
Ketentuan Umum
a)
1 tahun masehi = 365 hari (basithoh), februari = 28 hari atau 366 hari
(kabisat), februari = 29 hari.
b)
Tahun kabisat adalah bilangan tahun yang habis dibagi 4 (misalnya 1992,
1996, 2000, 2004), kecuali bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 (misalnya
1700, 1800, 1900, 2100 dst), selain itu adalah basithoh
c)
1 siklus = 4 tahun (1461 hari).
d)
penyesuaian akibat anggaran Gregorius sebanyak 10 hari sejak 15 oktober
1582 M serta penambahan 1 hari pada setiap bilangan abad yang tidak habis
dibagi 4 sejak tanggal tersebut, sehingga sejak tahun 1900 sampai 2099 ada
penambahan koreksi 13 hari (10 + 3).
2)
Menghitung Hari dan Pasaran
Menghitung
hari dan pasaran pada tanggal 1 januari suatu tauhn dengan cara:
a)
Tentukan tahun yang akan dihitung
b)
Hitung tahun tam, yakni tahun yang bersangkutan dikurangi satu.
c)
Hitung berapa siklus selama tahun tam tersebut, yakni interval (tahun tam :
4)
d)
Hitung berapa tahun kelebihan dari sejumlah siklus tersebut
e)
Hitung berapa hari selama siklus yang ada, yakni siklus x 1461 hari
f)
Hitung berapa hari selama tahun kelebihan tersebut, yakni kelebihan tahun x
365 hari atau 1 tahun = 365 hari, 2 tahun = 730 hari, 3 tahun = 1095 hari, 4
tahun = 1461 hari.
g)
Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 (tanggal 1 januari)
h)
Kurangi dengan koreksi Gregorian, yakni 10 + … hari
i)
Jumlah hari kemudian dibagi 7, selebihnya dihitung mulai hari sabtu atau 1
= sabtu, 2 = ahad, 3 =senin, 4 = selasa, 5 = rabu, 6 = kamis, 7 = jum’at, 0 =
jum’at
j)
Jumlah hari kemudian dibagi 5, selebihnya dihitung mulai pasaran kliwon
atau 1 = kliwon, 2 = legi, 3 =pahing, 4 = pon, 5 = wage, 0 = wage.
3)
Contoh
Perhitungan
Tanggal 1
januari 2004 M
Waktu yang telah dilalui = 2003 tahun, lebih 1 hari atau 2003 : 4 = 500
siklus, lebih 3 tahun, lebih satu hari.
500
siklus =
2003 tahun x 1461 hari =
730500 hari
3
tahun =
3 x 365 hari
=
1095 hari
1
hari
= 1 hari
Jumlah
= 731596 hari
Koreksi
Gregorius = 10 +
3 =
13 hari
Jumlah = 731583 hari
731583 : 7 =
104551, lebih 6 = kamis, (dihitung mulai sabtu)
731583 : 5 =
146316, lebih 3 = Pahing, (dihitung mulai kliwon)
Jadi tanggal
1 januari 2004 jatuh pada hari kamis pahing.
Setelah hari dan pasaran pada tanggal 1 januari pada suatu tahun sudah
diketahui, maka untuk menentukan hari dan pasaran pada tanggal 1 bulan-bulan
berikutnya, dapat digunakan jadwal berikut ini, tetapi harus diketahui tahun
yang dicari itu tahun kabisat atau basithoh. Berikut jadwal yang dimaksud.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada dua macam sistim
penanggalan yaitu sistim penanggalan matahari dan sistim penanggalan bulan.
Sistim penanggalan matahari adalah sistim penanggalan yang berpedoman bahwa
satu hari adalah waktu yang ditempuh oleh bumi untuk berputar satu kali putaran
(rotasi), dan satu tahun adalah waktu yang dibutuhkan bumi untuk mengelilingi
matahari satu kali putaran (revolusi) yaitu 365,2422 hari. Sehinga satu tahun
penanggalan matahari adalah 365 hari (atau 366 hari setiap empat tahun sekali,
disebut tahun kabisat apabila bulan Februari 29 hari) kemudian satu tahun
dibagi menjadi 12 bulan, dimana satu bulan adalah 30 atau 31 hari kecuali bulan
Februari 28 atau 29 hari.
Sistim penanggalan
bulan adalah sistim penanggalan yang berpedoman bahwa satu hari adalah waktu
yang ditempuh oleh bumi untuk berputar satu kali putaran (rotasi), dan satu
bulan adalah waktu yang diperlukan bulan untuk mengelilingi bumi satu putaran
yaitu 29,5306 hari sehingga satu bulan adalah 29 atau 30 hari dan satu tahun
adalah 12 bulan sehingga satu tahun adalah 354 hari (atau 355 hari setiap tiga
tahun sekali, semacam tahun kabisat).
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan
Redefinisi Sistem Penanggalan. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan.
Tahun Ke-7
Hasan, S. Hamid. 2000. Hijriah, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
Dirjen Dikti Bagian Proyek PPGSD.
Mulyana, 2003, Penanggalan Masehi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurhadi, Burhan Yasin, Agus Genad Senduk, 2004, Penanggalan
Masehi dan Hijriah,
Malang,Universitas
negeri Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar